Sorot : Penguasa La Liga BBVA : Duopoli Real Madrid CF & FC Barcelona ( Sumber : Liputan Khusus Tabloid Bola Edisi April 2012)

Duopoli tak menarik? Pikir Lagi Deh (Kutipan Catatan Sepakbola Andre Sihombing)


"La Liga Tidak Menarik. Malah Cenderung membosankan karena hanya persaingan Barcelona dan Real Madrid. Suatu Saat, Kondisi ini akan berdampak buruk bagi Spanyol". Menjelang El Clasico ke 250 (saat itu masih April 2012), mau tak mau ucapan kala seorang rekan mengetahui saya bertugas di desk Liga Spanyol pada Tabloid Bola kembali menari-nari di benak. Mungkin hampir semua pemerhati La Liga berpendapat Sama.


 
Pemikiran itu mungkin ada benarnya. Mungkin Lho, spanjang sejarah Liga Spanyol sejak tahun 1929, hanya sembilan klub yang mempunyai label juara. Madrid menjadi pengumpul terbanyak dengan koleksi 32 Gelar dan di susul dengan Barca sebanyak 21 Gelar.
tempat ketiga diduduki Atletico Madrid dengan 9 titel. Artinya 42 dari total 81 Musim (seharusnya 84 seandainya kompetisi tidak di hentikan tahun 1936-1939 akibat perang sipil spanyol), duopoli Madrid-Barca di negeri matador sulit di bantah.
Bukan itu saja yang membuat La Liga tidak menarik di mata sang rekan. Pada satu dekade belakangan, kekuatan kedua raksasa itu jauh di atas klub Spanyol Lainnya. Valencia merupakan satu-satunya penggebrak dengan menjuarai Liga pada musim 2001/2002 dan 2003/2004. sisanya dibagi Rata barca dan Madrid kecuali tahun 1999/2000 dimana Super Deportivo La Coruna kala itu menjuarai Liga Spanyol.
Anehnya - setidaknya ini aneh menurut saya - sang rekan punya perasaan berbeda soal Liga Premier. Padahal, keadaan di kompetisi domestik Negeri Ratu Elisabeth juga mirip.  Pada 10 tahun terakhir, Cuma Manchester United, Chelsea dan Arsenal yang bisa juara dan dominasi mereka akhirnya di setarakan oleh M.City pada akhir musim 2012 kemaren. Bahkan jika di tarik pada awal 1990an maka Blacburn Rovers satu-satunya tim yang bisa mematahkan dominasi Man Utd dan Arsenal Kala itu.
Fakta di atas tak langsung di terima. Setidaknya, kesempatan memenangi pertandingan lebih terbuka bagi semua klub di liga Inggris. Ah, Tak usah berdebat lebih jauh.

Benarkah Barca-madrid membuat La Liga membosankan? Simon Kuper dan Stefan Szymanski dalam buku Soccernomics : Why England Loses, Why Germany and Brazil Win, and Why the U.S, Japan, Australia, Turkey - and Even Iraq - Are destined to become king of the world's mos popular Sport mengungkapkan bahwa hasil riset terkait hal ini tidak seragam. sebagian menyatakan laga yang seimbang dan menarik banyak penonton, sementara yang lain berkesimpulan sebaliknya.

Hanya, Perlu di Ingat bahwa manusia adalah pencinta keajaiban. Itu yang membuat pertempuran Daud Versus Goliath menjadi salah satu kisah klasik favorit sepanjang masa. juga Kisah Jesus (Nabi Isa versi Islam) tentang mengubah air menjadi Anggur. Penantian akan keajaiban pula yang membuat supporter tim kecil tetap memadati stadion Saat Madrid atau Barca bertandang. Tak Percaya ? Liat jornada ke 31 tak kurang 18ribu penonton hadir memadati Stadion Kecil Reyno de Novarra. Bandingkan dengan "cuma" 14ribu Penonton ketika Los Rojilos Melawan Getafe. Padahal, manajemen menaikkan harga tiket masuk di partai kontra Real Madrid dari 100 Euro menjadi 180-240 Euro.

Supporter klub-klub semenjana semacam Osasuna, memenuhi stadion bukan semata hendak menyaksikan aksi-aksi bintang lapangan Madrid atau Barca. Ada perasaan Ecstasy luar biasa saat tim kesayangan mereka yang tidak diperhitungkan itu bisa menang atau imbang, atau sekedar mencetak gol ke gawang Madrid/ Barca.

Jangan lupakan bahwa pada hakikatnya Supporter itu bersikap fanatik. Yang mereka nantikan bukang soal laga seimbang atau pemerataan peluang, melainkan tim favoritnya keluar sebagai pemenang. Itulah yang membuat pertandingan, sejomplang apapun kekuatan kedua kontestan, akan tetap menarik bagi mereka.

Soal potensi bahaya terhadap sepakbola Spanyol, Maaf, Lagi-lagi saya tak sepakat. Duopoli justru akan berdampak positif. Singkatnya begini, Pesepakbola, sepertinya halnya atlit lain, adalah manusia kompetitif selalu ingin menjadi yang terbaik, pun berlaku bagi pemain bal-balan spanyol.

Bagi mereka, salah satu tolok ukur untuk bisa dikatakan pesepakbola hebat adalah ketika direkrut Barcelona, Real Madrid atau setidaknya dipertimbangkan sebagai target dari Madrid/ Barca. karenannya demi masuk dalam radar Transfer satu-satunya cara adalah dengan berlomba meningkatkan kemampuan individual agar menjadi layak di mata Barca-Madrid.

Jika tidak bisa bergabung dengan yang terbaik apa yang bisa dilakukan? sederhana saja, kalahkan tim yang terbaik itu. Tim kecil biasanya sadar bahwa mereka memiliki kesempatan untuk melakukannya. Saat peluang itu tiba, mereka akan mengerahkan segenap kekuatan. Nah, Jika setiap pemain berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas pribadi dan selalu mengerahkan kemampuan terbaik, sepakbola negeri Matador jelas bakal di sesaki seniman lapangan hijau dengan Skill memukau.

pada saatnya, Spanyol akan mengambil alih posisi Brasil dan Argentina sebagai pengekspor pemain terbanyak di dunia. Ini merupakan keuntungan. Penguasaan mereka terhadap kultur sepakbola asing akang memperkaya tim nasional mereka saat mereka di panggil La Furia Roja. jika sudah begini, Siapa yang berani bilang Duopoli Madrid-Barca itu menjemukan dan berbahaya?

0 Komentar: